Sabtu, 20 Februari 2010

Pertanian Organik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kata “jagung” diterapkan pada gandum, terigu, atau gandum hitam di Eropa. Di Amerika, itu mengacu pada jagung Indian atau maizena. Jagung tumbuh di Amerika Utara sebelum 2000 SM. Jenis jagung yang terkenal yaitu jagung manis yang dipercaya menjadi sebuah ladang mutasi atau jagung susut. Jagung ini dipelihara orang-orang Indian dan pertama dikembangkan dan digambarkan oleh penetap sekitar tahun 1780. Pada tahun 1900 lebih dari 63 telah digambarkan (Splittstoeser, 1984).
Jagung manis adalah anggota dari Poaceae (Gramineae) atau family rumput-rumputan. Anggota lainnya dari family ini termasuk terigu, gandum, gerst, tanaman yang menyerupai jagung atau gandum. Jagung adalah tumbuhan berbiji monokotil yang dapat tumbuh sampai ketinggian 12 kaki (Decoteau, 2000).
Selama tahun 1983 – 1997 luar areal panen relatif tetap yaitu sekitar 3,0 juta hektar. Walaupun demikian produktifitas naik 3,6 % per tahun sedangkan kenaikan produksi mencapai 4,8 % per tahun. Kenaikan produktifitas jagung tersebut dimulai tahun 1989 yaitu mencapai lebih dari 20 ton/ha. Hal ini terjadi akibat mulai ditanamnya varietas hibrid oleh petani (Sherf and Macnab, 1986).
Kandungan nutrisi jagung manis sangat mudah rusak. Segera setelah dipetik. Zat gulanya berangsur-angsur berubah menjadi zat tepung. Cairan yang menyerupai susu dan manis di dalam biji sedikit demi sedikit akan meleleh dan menjadi seperti bubur. Perubahan ini akan mengakibatkan jagung manis yang mula-mula terasa manis lambat laun akan mudah menjadi hambar (Sumoprastowo, 1998).
Kebutuhan jagung di Indonesia saat ini cukup besar, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering pertahun. Adapun konsumsi jagung terbesar untuk pangan dan industri pakan ternak. Halini dikarenakan sebanyak 51 % bahan baku pakanternak adalah jagung.
Sentra produksi jagung masihdidominasi di pulau jawa, yaitu sekitar 65 %, sedangkan diluar Pulau Jawa hanya sekitar 35 %. Hingga tahun 2003, produksi jagung di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan. Untuk menutupi kekuranagannya, pemerintah mengimpor jagung dari beberapa negara produsen. Padahal, sejak tahun 2001 pemerintah telah menggalakkan sebuah program yang dikenal dengan sebutan Gema Palagung (Gerakan Mandiri Padi, Kedelai dan Jagung). Dengan adanya program tersebut, ternyata memang dapat memacu petani untuk meningkatkan produktivitasnya den terbukti dapat meningkatkan produksi jagung di dalam negri, tetapi tetap belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negri.
Sekarang banyak para petani melirik untuk menam jenis jagung manis. Jagung manis (Zea mays L.) sering disebut pula sweet corn belum lama dikenal di Indonesia. Pada mulanya dikenal melalui hasil yang dikalengkan dan pada awal tahun 1980-an mulai ditanam secara komersil dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan hotel dan restaurant. Dengan berkembangnya took-toko swalayan baik besar maupun yang kecil dan bertambahnya permintaan maka berkembang juga lah pertanaman jagung manis ini.

1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk kandang ayam dengan dosis yang berbeda pada tanaman jagung.
2. Untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung (Zea mays L.) yang tidak diberi pupuk (kontrol), diberi pupuk kandang dengan dosis 6 kg dan 12 kg per petak, dan diberi pupuk kandang ayam dengan dosis 6 kg dan 12 kg per petak.
3. Memenuhi syarat 1 SKS praktikum mata kuliah Pertanian Organik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.)
Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.. Secara umum, klasifikasi dari tanaman jagung manis sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Jagung merupakan tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar lateral, akar adventif, dan akar udara. Akar lateral tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah. Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah.
Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm.
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 – 12 helai tergantung varietasnya. Daun terdiri atas tiga bagian yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak dan helaian daun terdapat lidah daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi dari ligula adalah mencegah air masuk kedalam kelopak dan batang.
Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat pada ujung batang. Adapun bunga betina terdapat diketiak daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung umumnya terjadi penyerbukan silang (cross pollinated crop). Penyerbukan terjadi dari serbuk sari tanaman lain. Sangat jarng terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya bersal dari tanaman sendiri.
Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200 -400 biji. Biji jagung terdiri dari bagian, bagian paling luar disebut periscarp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji, sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga.

2.2. Syarat Tumbuh
2.2.1. Tanah
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, grumosol. Tanaman jagung akan tumbuh pada tanah yang subur, gembur, dan kaya akan humus.
PH tanah yang baikuntuk pertumbuhan tanaman jagung antara 5,6 – 7,5. pada tanah yang memiliki PH kurang dari 5,5 tanaman jagung tidak bisa tumbuh maksimal karena keracunan ion alumunium. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
Kemiringan tanah yang optimum untuk tanaman jagung maksimum 8 %. Halini dikarenakan kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Pada daerah denga tingkat kemiringan 5 – 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras.Tanah denga kemiringan lebih dari 8 % kurang sesuai untuk penanaman jagung.
2.2.2. Iklim
Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis / tropis basah.jagung dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 50° LU – 40° LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85 – 200 mm/bulan selama masa pertumbuhan.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari secara langsung. Dengan demikian,hasil yang akan diperoleh akan maksimal. Suhu yang dikehendaki yaitu antara 27 – 32 ° C. pada proses perkecambahan, jagung memerlukan suhu sekitar 30° C.
Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal,saat berbunga, dan saat pengisian biji. Kekurangan air pada staduimtertentu akan menyebabkan hasil yang menurun. Secara umum tanaman jagung membutuhkan 2 liter air pertanaman perhari saat kondisi panas dan berangin.

2.3. Karakteristik Jagung Manis
Dilihat dari penampilan fisiknya, tanaman jagung manis tidak berbeda dengan tanaman jagung normal, tetapi umumnya lebih pendek, batang dan tongkol lebih kecil, lebih genjah, tassel berwarna putih kekuning-kuningan dan rambut kuning. Sifat penampilan yang demikian karena seleksi diarahkan pada ukuran tongkol yang disukai konsumen (4-5 tongkol /kg) dan biji yang kuning bersih dari warna rambut yang coklat /merah.
Rasa lebih manis pada jagung manis disebabkan tingginya kadar gula pada endosperm (5 – 6 %) jika dibandingkan dengan jagung biasa (2 – 3 %). Kadar pati sekitar 10- 11 % dan kadar air sekitar 70 %.
Bila dipanen kering biji jagung manis keriput dan ringan sekali ( 100 biji jagung Arjuna ± 27 g, 100 biji jagung manis (10 g). Ini yang menyebabkan keperluan benih persatuan luas jauh lebih rendah dibandingkan jagung normal. Bila jagung normalperlu 15 – 20 kg/ha,maka jagung manis cukup 5 – 6 kg/ha.
2.3.1. Ciri-ciri Tanaman Jagung
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.

2.4. Stadia Pertumbuhan Jagung
2.4.1. Stadia Pertumbuhan Vegetatif
Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman mulai muncul ke permukaan tanah sampai saat mulai berbunga. Stadia perkecambahan dicirikan munculnya daun pertama, sedangkan penandaan stadia pertumbuhan vegetatif dihitung dari jumlah buku yang terbentuk pada batang utama. Stadia vegetatif umumnya dimulai pada buku ketiga.
2.4.2. Stadia Pertumbuhan Reproduktif
Stadia pertumbuhan reproduktif (generatif) dihitung sejak tanaman jagung mulai berbunga sampai terbentuknya tongkol buah.

2.5. Hama dan Penyakit
2.5.1. Hama
Hama penting pada tanaman jagung adalah:
1. Hama Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu.
2. Ulat Agrotis (Agrotis sp.)
Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu.
3. Ulat daun (Prodenia litura F.)
Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit.
4. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK.)
Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga.
5. Ulat tanah (Leucania unipuncta HAW.)
Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat.
6. Ulat tongkol (Heliothis armigera)
Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 – 09.00 atau sore hari jam 16.00 -18.00
7. Monyet
8. Penggerek Batang jagung (Ostrinia furnacalis Guen)
2.5.2. Penyakit
Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew (Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang daun-daunnya herwarna kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian bawah daun terdapat konidia berwarna putih seperti butiran-butiran tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45 hari.
Serangan pada tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna. Pemberantasan, dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat ini belum diketemukan. Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya).
Penyakit-penyakit penting yang lain yang terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp.) dan karat daun (Puccinia sorghi Sehw).

2.6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
2.6.1. Cara-cara Pengendalian Hama dan Penyakit
Cara-cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung adalah sebagai berikut :
a). Kultur teknis
 Pembakaran tanaman
 Pengolahan tanah yang intensif.
b). Pengendalian fisik / mekanis
 Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya.
 Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah pertanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
c). Pengendalian hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen Sl-NPV (Spodoptera litura – Nuclear Polyhedrosis Virus), cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematoda Steinernema sp., predator Sycanus sp., Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
d). Pengendalian kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril apabila berdasarkan hasil pengamatan tanaman contoh, intensitas serangan mencapai lebih atau sama dengan 12,5 % per tanaman contoh. Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera Hbn. Noctuidae: Lepidotera) Imago betina H. armigera meletakkan telur pada rambut jagung. Rata-rata produksi telur imago betina adalah 730 butir, telur menetas dalam tiga hari setelah diletakkan. Larva spesies ini terdiri dari lima sampai tujuh instar. Khususnya pada jagung, masa perkembangan larva pada suhu 24 sampai 27,2 oC adalah 12,8 sampai 21,3 hari. Larva serangga ini memiliki sifat kanibalisme . Spesies ini mengalami masa pra pupa selama satu sampai empat hari. Masa pra pupa dan pupa biasanya terjadi dalam tanah dan kedalamannya bergantung pada kekerasan tanah.
Pupa pada umumnya pupa terbentuk pada kedalaman 2,5 sampai 17,5 cm. Terkadang pula serangga ini berpupa pada permukaan tumpukan limbah tanaman atau pada kotoran serangga ini yang terdapat pada tanaman. Pada kondisi lingkungan mendukung, fase pupa bervariasi dari enam hari pada suhu 35 oC sampai 30 hari pada suhu 15 oC.
Imago betina akan meletakkan telur pada silk jagung dan sesaat setelah menetas larva akan menginvasi masuk kedalam tongkol dan akan memakan biji yang sedang mengalami perkembangan. Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung.



2.7. Pupuk Kandang
Pupuk kandang ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian. Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat dan nutrien, seperti nitrogen yang ditangkap bakteri dalam tanah.Organisme yang lebih tinggi kemudian hidup dari jamur dan bakteri dalam rantai kehidupan yang membantu jaring makanan tanah. Dalam pengelolaan tanah, pupuk kandang dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yakni pupuk hewan, kompos, dan pupuk hijau.
Pupuk kandang (pukan) juga didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.
2.7.1. Pupuk Kandang Padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik yang belum dikomposkan maupun yang sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah.
2.7.2. Pupuk Kandang Cair
Pupuk kandang cair merupakan pukan berbentuk cair yang berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan yang cukup banyak dan telah dimanfaatkan oleh petani adalah urine sapi, kerbau, kuda, babi, dan kambing.
2.7.3. Pupuk Kandang Sapi
Diantara jenis pukan, pukan sapilah yang memiliki kadar serat yang tinggi seperti selulosa,. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pukan sapi harus dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pukan sapi dengan rasio C/N dibawah 20.
Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pukan sapi secara langsung juga berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya sebagai pupuk dingin. Bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih berlangsung.
2.7.4. Pupuk Kandang Ayam
Pemanfaatan pukan ayam termasuk luas. Umumnya dipergunakan oleh petani sayuran. Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu, dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan kadar hara kedalam pukan.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup jika dibandingkan dengan pukan yang lainnya. Pemanfaatan pukan ayam ini bagi pertanian organik menemui kendala karena pukan ayam mengandung beberapa hormon yang mempercepat pertumbuhan ayam.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum mata kuliah Pertanian Organik ini dilaksanakan dari tanggal 18 Oktober 2009 sampai dengan 5 Desember 2009 pada pukul 10.00 – 11.30 WIB yang bertempat di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu : cangkul, parang, meteran, ember, gembor, mistar, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : benih (biji) jagung manis, pupuk kandang ayam, dan pupuk kandang sapi.

3.1 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Cara kerja dalam praktikum ini yaitu :
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan meliputi dari pembersihan lahan sebelum pengelolahan tanah, pengelolahan tanah, dan pemberian pupuk kandang sapi sebagai pupuk dasar pada petakan.
Pembersihan lahan sebelum pengelolahan tanah dilakukan pada tanggal 18 oktober 2009, dengan membersihkan lahan yang akan dikelolah dari semak belukar, kayu-kayu aatau kotoran yang dapat mengganggu dalam pengelolahan tanah.
Pengelolahan tanah dilakukana pada tanggal 18 oktober 2009, dengan membuat petakan yang berukuran 2 m x 3 m.
Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah lahan selesai dibentuk, yaitu dengan perlakuan kontrol, pupuk kandang ayam 6 kg, pupuk kandang ayam 12 kg, pupuk kandang sapi 6 kg, dan pupuk kandang sapi 12 kg untuk luasan lahan 2 x 3 m, dan dibiarkan ± 1 minggu sebelum ditanam.


2. Penanaman
Penanaman dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2009 dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm sehingga didapatkan 32 lubang tanam dan setiap lubang tanamn di isi 2 benih jagung manis.
3. Pemasangan Ajir
Pemasanagn ajir ini dilakukan pada pengamatan pertama yaitu pada tanggal 7 November 2009, dengan tinggi ajir 40 cm dan yang dibenamkan kedalam tanah 10 cm sehingga didapatkan tinggi ajir pada permukaan tanah 30 cm.
4. Pemeliharaan.
Pemeliharaan tanaman meliputu penyulaman, pemupukan, penyiraman, dan pengendalian terhadap gulma disekitar tanaman.
Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu atau pada tanggal 7 November 2009 dengan meninggalkan 1 tanaman perlubang tanam sehingga didapatkan dalam satu petakan terdapat 32 tanaman jagung manis.
Pemupukan dilakukan pada petakan buka atau pada tanggal 24 Oktober 2009 dengan memberikannya pada tanaman secara dicampur dengan tanah .
Penyiraman disesuaikan dengan kondisi curah hujan yang terjadi pada saat penanaman. Karena pada saat penanaman, seringnya turun hujan dalam frekuensi yang sering dan volume yang banyak maka penyiraman jarang dilakukan. Namun tetap saja dilakukan jika hari tidak hujan.
Pengendalian gulma disekitar tanaman dilakukan setiap minggunya atau dilakukan pencabutan gulma secara manual hingga tanaman memasuki fase generatif.
Kelompok 2 terdiri dari 3 orang, dan setiap orang bertanggung jawab atas tiap barisan atau yanaman jagumg manis dalam satu petakan.






5. Panen
Pada praktikum ini hampir semua tongkol jagung tidak dapat dipanen. Hal ini dikarenakan adanya serangan hama monyet yang menggambil buah jagung (baby corn ). Ini terbukti dari buah jagung yang sudah tidak ada lagi dan patahnya tanaman jagung akibat serangan dari hama monyet.

3.4. Parameter Yang Diamati
3.4.1. Tinggi Tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggunya. Mulai dari minggu pertama sampai tanaman memasuki fase generatif. Untuk membantu pengukuran, digunakan patokan dari ajir yang dipakai dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran.
3.4.2. Banyak Daun
Pengamatan banyak daun dilakukan setiap minggunya. Mulai dari minggu pertama sampai tanaman memasuki fase generatif.
3.4.3. Umur Berbunga
Pengamatan ini dilakukan pada saat tanaman memasuki fase generatif. Untuk setiap tanaman masa berbunganya berbeda-beda. Jadi untuk pengamatan ini, dihitung berapa banyak tanaman yang telah berbunga disetiap minggunya.



4.2. Pembahasan
4.2.1. Luas Petakan dan Jarak Tanam
Petakan tanam yang dibuat dalam praktikum ini berukuran 2 m × 3 m. Jadi luas petakan tanamnya adalah 6 m2. Dalam penanaman, jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm × 75 cm dan populasi tanaman setiap lubang tanam adalah satu populasi sehingga dalam satu petakan tedapat 32 tanaman jagung.



















Keterangan :
× = tanaman jagung
a = 20 cm
b = 75 cm
4.2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung
Dari data di atas terlihat bahwa semua tanaman jagung yang ditanam dapat tumbuh. Tetapi tidak semua tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik karena diberikan perlakuan yang berbeda-beda pada setiap petakan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Kontrol (tidak diberi pupuk)
Tanaman jagung tetap dapat tumbuh tetapi pertumbuhannya terhambat dan tanaman menjadi kerdil karena tanaman kekurangan unsur hara yang dibutuhkannya.
2. Pupuk kandang ayam dengan dosis 6 kg dan 12 kg
Tanaman jagung yang diberi pukan ayam dapat tumbuh dengan baik dan lebih cepat berbuah terutama untuk tanaman yang diberi pupuk ayam dengan dosis 12 kg per petakan.
3. Pupuk kandang sapi dengan dosis 6 kg dan 12 kg
Tanaman jagung yang diberi pukan sapi juga dapat tumbuh dengan baik dan dapat berbuah dengan baik tetapi tidak sebaik tanaman jagung yang diberi pukan ayam.
4.2.3. Hasil Panen Tanaman Jagung
Dalam praktikum ini terjadi gagal panen karena lahan/petakan jagung diserang oleh hama monyet dan buah jagung yang masih kecil (baby corn) dipetik/diambil oleh monyet-monyet yang menyerang lahan jagung tersebut.

4.3. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan praktikum di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Perbedaan jumlah atau dosis pupuk kandang yang diberikan ternyata mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung.
2. Pupuk kandang ayam dengan dosis 12 kg per petak memberikan hasil pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung yang terbaik.
3. Pupuk kandang ayam merupakan pupuk kandang yang paling baik (efektif) untuk diaplikasikan kelahan tanaman jagung.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2005. Jagung Manis (Sweet Corn). http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=303
_________. 2009. Jagung. http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung
_________. 2009. Pupuk Kandang. http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_kandang
Decoteau, D. R.. 2000. Vegetable Crops. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.
Hartatik, W., dan L. R. Widowati. 2009. Pupuk Kandang. http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf
Sherf, A. F., and A. A. Macnab., 1986. Vegetable Disease and Their Control. Second Edition. John Wiley and Sons, New York.
Sinambela, J. 2009. Jagung Manis, Pupuk N, Pupuk Zn. http://onenk65.blogspot.com/2009/10/jagung-manis-pupuk-n-pupuk-zn.html
Splittstoesser, W. E., 1984. Vegetable Growing Handbook. Second Edition. Published by Van Nostrand Reinhold Company, New York.
Sumoprastowo, R. M., 1998. Memilih dan Menyimpan Sayur-Mayur, Buah-Buahan, dan Bahan Makanan. Jakarta : Bumi Aksara.
Tiur, H. 2008. Fotokopian Kuliah Budidaya Tanaman Pangan Utama “ Jagung (zea mays )”. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar